Halaman

Minggu, 19 Juni 2011

Koleksi Mobil TUA

Mobil opel KADETT tahun 1983 AB 1541 PB ini mobil asal bantul jogjakarta ini adalah koleksi mobil bokap gw.mungkin usianya ama gw lebih tw mobilnya he he...Mobil ini ia beli dari seorang dosen di UGM.Mobil ini sangat istimewa semuanya masih orisinil tanpa ada di ganti sedikitpun.Dulunya mobil ini ama yang punya gak mw di jual tapi karna tmena bokap adlah saudaranya maka ia bujuk untuk membelinya.akhirnya pun transaksi terjadi hehe...?
setelah mobil menuju humz ku yg ada di muntilan ini   langsung aku salon sendiri dari interior,jok,ban,ampe ke bagian mesin, dengan pak jodi soetomo tapi ia sering di panggil bang jodi..he he mekanik pribadi mobil ini yg setia ngebetulin ampe tengah malem...parah kan...wkwkwk
Dulu sebelum mobil ini jatuh ketangan bokap mobil ini banyak kekurangannya ;
  • Banya kurang angin.
  • Mobilnya kotor(maklum jarang di pakai)
  • Air radiatornya abis(bokap gw perlu korokin tw radiator di tukang radiator)
  • Freon AC abiz (bokap bw ke tukang AC buat ngisi Freon)sekarang adem banget?
  • Lampu rem mati
  • Ban udah aus
  • Dynamo starter lambat
  • Tutup Reting kiri gak ada?
Tapi semua itu terbayar karena Keantikan mobil ini?
kita bisa lihat seberapa orisinilnya mobil ini ;
mulai dari velgnya ..
Masih Asli kan dari sorum ada lebelnya OPEL..walaupun Velg kaya gini udah gk jaman di era 2011 ini,tapi bokap suka ma keorisinilanya ..
 Posisi Samping kanan

 Posisi belakang

 Posisi Samping kiri












Bisa dilihat kan Dari bodi saya bisa jamin 100% tidak ada dempulan,kalau anda melihat pasti akan terpesona deh aku jamin,anda tahukan bagaimana tunggangan mobil jerman pasti enak nyaman dan kencang.Begitu juga dengan mobil ini, Enjoy pastinya 
gw kasih tw deh kelebihan dan kekurangan mobil ini?sapa tw anda mw cari ?
Kelebihan Mobil ini :
  1. Kenyamanan mobil ini  terjamin
  2. Cepat(kecepatan maksimum ampe 130 Km/jam.Gw udah buktiin diri tw dijalan Ringroad utara yogyakarta.
  3. Irit BBM (25 Km/liter)
  4. Semuanya Orsi
  5. Suaranya Mirip mobil VW
  6. Air radiator langsung dari Reservoir 
Kekurangan Mobil ini :
  1. Air radiator cepet abis
  2. Dynamo starter lemah
  3. Onderdil langka tapi murah(kalau di jogja adanya di jalan solo.kalau di muntilan di Pabelan)
Udah tw kan di jogja juga ada club mobinya namanya YKC (Yogyakarta Kadett Club)
Sekarang masuk di Interior :
maaf ea gambarnya kurang tajam karena sinar matahari.Interior ini masih Orsi dari sononya.
Dari tape,AC,jam dan lampu warning

Setir kmudi ;masih Orsi deh
Kursi Penumpang :
kursi ini juga orsi masih empuk lagi nyaman buat bersantai dan ngrokok karna ada tempat kotoran rokok di sammping kursi ini ?









JOk depan Ini juga masiih Orsi rasanya begitu nyaman kayak naik pesawat dengan sabuk pengaman seperti kijang LGX,tapi sabuk pengaman nya orsi juga lho...?









Langit-Langitnya pun masih orsi bersihkan padahal kira-kira udah 30 thn lah.GOOd tow?











Knalpot ini juga masih orsi,tapi belum ada yang bocor lho apalagi ngeluarin oli gak dech











Sekarang kita masuk pada mesin di sini belum ada yang diganti tapi rencana aki ama dynamo sterter yg mungkin bakalan gw ganti karena keadaannya udah koma atau masih hidup tapi udah kurang  berfungsi maklum mobil tua hehehe..





ini yang gw maksud tentang "AIR RADIATOR LANGSUNG DARI RESERVOIR"


Tapi menurut gw dan pak jodi ini tidak berpengaruh ama kondisi mesin 
.

Upzzz...maaf ya ini persiapan Air Radiator,karena belum ada tempat yang bagus jadi pakai Botol AQUA dlu dech...Hehe










Sekian dlu dari saya apabila kata-katanya salah mohon di mengerti ea?
TOLONG BERI KOMENTAR DAN SARANNYA ...

NB: kalau mw cari mobil seperti ini HUB :0293585529

ANGKRINGAN ALA JOGJA

Ni angkriangan tempat biasa gw nonngkrong di jogja

AngkringaN "TUGU" atau angkringan pak Man, begitu orang-orang menyebut sebuah angkringan yang ada di sebelah utara Stasiun Tugu. Klo orang-orang sering nyebutnya "Angkringan Lik Man". Kita ber7 sering makan disana.Kenapa?soalnya disamping tempatnya enak, makan diangkringan gak perlu keluar uang banyak.hehe
Dimana sih letaknya? Klo dari arah malioboro bisa jal an ke utara atau Stasiun Tugu sampe nemuin jalan kecil ke arah barat, true belok. Angkringan yang dimaksud gak jauh dari belokan, tepatnya di sebelah kiri jalan. Cirinya, ada dua buah bakul yang dihubungkan dengan bambu, anglo dengan arang yang membara, serta deretan gelas yang ditata.
Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris, sebab pedagangnya adalah generasi awal pedagang angkringan di Yogyakarta yang umumnya berasal dari Klaten. Lik Man yang bernama asli Siswo Raharjo merupakan putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta yang berjualan sejak tahun 1950-an. Warung berkonsep angkringan yang dulu disebut 'ting ting hik' diwariskan kepada Lik Man tahun 1969. Sejak itu, menjamurlah angkringan-angkringan lain.

Begitu sampai di angkringan yang buka pukul 18.00 ini, kita bisa pesen bermacam-macam minuman, panas ato dingin. Pilihan minuman favoritnya adalah Kopi Joss, kopinya disajiin panas plus arang. Kelebihan kopi itu adalah kadar kafeinnya yang rendah soalnya dinetralisir sama arang. Gak usah khawatir itu cuma mitos, Kopi Joss lahir dari penelitian mahasiwa Universitas Gadjah Mada yang kebetulan sering nongkrong di Angkringan Lik Man.
Macam-macam makanan juga ada di sana, ada sego kucing berlauk oseng tempe dan sambal teri, gorengan dan jadah (makanan dari ketan yang dipadatkan berasa gurih) bakar. Sego kucing di Angkringan Lik Man yang harganya Rp 1.000,00 gak kalah lezat sama masakan lainnya, nasinya pulen dan oseng tempe dan sambal terinya berbumbu pas.
Kalo gak suka makan makanan dalam keadaan dingin, kita bisa minta penjual buat ngangetin makanannya dengan cara dibakar. Makanan yang enak dibakr antara lain mendoan (tempe goreng tepung), tahu susur, tempe bacem, endas (kepala ayam) dan tentu saja jadah.
Kita bisa memilih tempat duduk di dua tempat. Klo pengen bisa ngobrol ama pedagang bisa duduk di dekat bakul atau anglo. Selain bisa ngobrol ama Lik Man, duduk dekat bakul lebih enak,soalnya kalo mau tambah makanan gampang. Tapi kalo pengen bisa lebih leluasa n lebih nyaman bisa duduk di tikar yang digelar memanjang di trotoar seberang jalan.

Sambil duduk, kita bisa ngobrol apa pun atau sekedar tertawaan gak jelas (gojeg kere). Gak ada larangan formal, tapi yang jelas perlu menjaga budaya angkringan, yaitu tepo sliro (toleransi), kemauan untuk berbagi dan biso rumongso (menjaga perasaan orang lain). Bisa diartikan tak perlu berebut tempat dan menghargai orang lain yang duduk berdekatan.
Menurut Lik Man sejumlah tokoh terpandang pernah Ngangkring di Angkringan Lik Man. Ada Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, Emha ainun Nadjib, Bondan Nusantara hingga Marwoto.

 

Sejarah Kota Jogja

07 October 2005  
Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi Perjanjian Gianti : Negara Mataram dibagi dua : Setengah masih menjadi Hak Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi. Dalam perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.
Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah mancanegara yaitu; Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan.

Setelah selesai Perjanjian Pembagian Daerah itu, Pengeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa Daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.
Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera memerintahkan kepada rakyat membabad hutan tadi untuk didirikan Kraton.
Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan menempati pasanggrahan Ambarketawang daerah Gamping, yang tengah dikerjakan juga. Menempatinya pesanggrahan tersebut resminya pada tanggal 9 Oktober 1755. Dari tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan kraton yang sedang dikerjakan.
Setahun kemudian Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki Istana Baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di Kraton yang baru. Peresmian mana terjadi Tanggal 7 Oktober 1756
Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di Hutan Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa yang menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Dan pada tanggal 30 Oktober 1945, beliau mengeluarkan amanat kedua yang menyatakan bahwa pelaksanaan Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional
Meskipun Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau Kota Otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan massih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan dan Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal I menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul yang sekarang menjadi Kecamatan Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah tersebut dinamakan Haminte Kota Yogyakaarta.
Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955.
Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta.
Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain.
Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.

Merapi dan Mbah maridjan

''MERAPI'' siapa yang tak mengenal gunung yang satu ini .gunung ini hampir setiap 5 tahun meletus,bahkan letusan yang terakhir tahun 2010 lalu ini menewaskan beribu-ribu nyawa ,bahkan seorang legenda dari merapi yang selalu setia menjaga gunung merapi sampai akhir hayatnya.Dalam insiden ini banyak sekali orang kecelakaan bahkan terkena awan panas dalam bahasa jawanya "WEDHUS GEMBEL"
"Wedhus Gembel" identik dengan awan yang menggumpal-gumpal akibat tekanan dari perut bumi.kecepatan awan panas mencapai 2 km/secon atau sebanding dengan 120 Km/mnt.kecepatan yang sangat cepat itulah yang membuat orang-orang tidak sempat menyelamatkan hartanya masing-masaing?akibat peristiwa ini banyak orang mengalami gangguan jiwa yang cukup banyak.Bahakan saudara Guru saya meninngal akibat kejadian ini ,.
Mas Penewu Suraksohargo, nama asli dari Mbah Maridjan lahir pada tahun 1927, di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Di llingungannya sosok Mbah Maridjan amat disegani, sehjingga pengaruhnya amat kuat sampai ke Keraton Jogjakarta. Karena kecintaaannya pada Gunung Merapi, sehingga seakan Mbah Marjidan sudah amat menyatu dengan kebesaran Merapi.Karakter Gunung Merapi seakan sudah dipahami betul oleh Mbah Maridjan yang lantas disebut banyak orang sebagai budayawan, karena kekuatannya mengangkat kearifan lokal.
Fakta mencatat dari tahun ke tahun Mbah Maridjan selalu menjadi tumpuan atau referensi mengenai kondisi gunung yang selalu bergolak sejak beratus tahun itu..